Home Blog Page 3

IDRI BANTEN DAN IKAPI BANTEN LAKSANAKAN WORKSHOP PENULISAN BUKU AJAR, BUKU REFERENSI DAN MONOGRAF

0

Bertempat di Hotel Abadi Serang, selama dua hari (7-8 Desember) IKAPI Banten bekerjasama dengan IDRI Banten menggelar acara Workshop dan Pendampingan Penulisan Buku Ajar, Buku Referensi dan Monograf. Acara workshop dan pendampingan Di pandu langsung oleh Bambang Trimansyah selaku Direktur Institut Penulis Indonesia skaligus Direktur LSP PEP.

Workshop dan pendampingan diikuti peserta sebanyak 35 orang yang datang dari Jakarta, Bandung, Lampung, Tangerang dan Serang. Mereka berasal dari kalangan Dosen, Guru dan Penggiat Literasi

Dalam sambutannya Achmad Rozi El Eroy selaku Ketua IDRI Banten mengatakan bahwa tujuan dari diadakannya kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi para Dosen dan Guru khususnya dalam memiliki keterampilan menulis buku ajar dan monograf. “Selama ini kalau kita perhatikan, Dosen masih sering kesulitan untuk membuat buku ajar ataupun bahan ajar. Terlebih melakukan konversi hasil penelitian menjadi sebuah buku.”

“Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan Dosen dan Guru yang mengikuti workshop ini dapat memiliki persepsi yang sama bagaimana menyusun naskah sebuah buku, atau mengkonversi hasil penelitian menjadi sebuah buku.” Ujarnya.

Sementara itu Ketua Ikapi Banten Andi Suhud Trisnahadi mengatakan, masih banyak dosen atau guru yang salah kaprah dalam membuat naskah buku. Kesalahkaprahan ini bisa dilihat dari hal-hal yang paling ringan, seperti Kata Pengantar buku. Kata pengantar buku seharusnya di tulis oleh orang lain yang memiliki keahlian atau kepakaran dalam bidang yang sesuai buku itu ditulis. Tetapi, banyak dosen atau guru menulis kata pengantarnya dengan tulisan penulisnya sendiri. Dan ini sudah menjadi kesalahkaprahan disemua level penulis, tidak saja guru tetapi juga dosen.” ujarnya.

Bambang Trimansyah selaku pemateri dalam workshop ini mengatakan para dosen dan guru harus segera Insyaf dari segala bentuk kesalahkaprahan dan pemahaman yang keliru tentang menulis buku ajar.

“Para Dosen masih banyak yang keliru dalam memahami apa arti Daftar pustaka, daftar rujukan atau misalnya tentang isbn. Para Dosen beranggapan bahwa sebuah buku yang ber Isbn adalah buku yang berkualitas. Padahal, ISBN tidak ada hubungannya dengan mutu dan kualitas buku. ISBN hanyalah instrumen penomoran dan pengkodean buku agar mudah dikenali.”. ujarnya.

Kegiatan workshop diakhir dengan pendampingan menulis ikhtisar dan anatomi buku yang dipandu oleh tim pengurus Ikapi Banten. Dan sebelumnya di dahului penyampaian materi tentang Penyuntingan buku oleh Arip Sanjaya selaku Asesor LSP PEP. (aer)

EMPAT KIAT MEMBANGUN KEBIASAAN POSITIF

0

Anggota Pramuka harus memiliki kebiasaan baru yang produktif dan mampu membentuk karakter dalam pengembangan kualitas dirinya.

Hal tersebut disampaikan oleh Achmad Rozi El Eroy selaku Ketua Ikatan Dosen RI (IDRI) Banten dalam acara Pembinaan Saka Bina Sosial yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Provinsi Banten. (26/11/2019)

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula STIE Prima Graha Serang diikuti sekitar 60 anggota Pramuka yang berada di Kota dan Kabupaten Serang.

Lebih lanjut Rozi menyampaikan, untuk menjadi seorang entrperpreneur yang sukses, anggota Pramuka wajib memiliki habit (kebiasaan) yang positif. Tidak akan pernah menjadi seorang entrepreneur yang sukses, ketika kita tidak memiliki habit yang baik pula. Habit akan menentukan Perilaku, dan perilaku akan menjadi indikator nasib kita kedepannya.

Dan menurut Rozi, untuk memiliki habit yang baik, setidaknya ada empat kiat yang harus dilakukan oleh anggota Pramuka;

pertama, mulai dari yang kecil, yaitu tetapkan kebiasaan positif dari yang paling kecil. Jangan tergoda untuk menetapkan kebiasaan yang muluk-muluk. Karena kebiasaan yang muluk memiliki resistensi kegagalan yang sangat besar.

Kedua, lakukan kebiasaan positi pada Jam yang sama setiap harinya, karena kebiasaan yang dilakukan pada jam dan waktu yang sama akan lebih mudah nempel dalam perilaku keseharian kita.

Ketiga, Cantolkan kebiasaan baru pada kebiasaan lama. Ketika kita sudah memiliki kebiasaan yang baik, maka tidak ada salahnya kita mencantolkan kebiasaan baru yang positif tersebut agar kita memiliki 2 kebiasaan baik secara sekaligus.

Dan keempat, bertemanlah dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan hebat. Jangan berkawan dengan orang yang tidak memiliki kebiasaan positif. Carilah teman yang saling mendukung dan memotivasi kita untuk sukses.

Jika kita mampu secara konsisten untuk menerapkan empat kita tersebut dalam membangun kebiasaan positif, maka perilaku dan tindakan kita akan menjadi positif dan kesuksesan akan mudah diraih.

Kegiatan Pembinaan Saka Bina Sosial ini selesai pukul 12 siang dan diakhir dengan sesi foto bersama peserta dan panitia. (red)

Pemuda tidak boleh merasa nyaman dengan hasil pembangunan yang ada

0

“Pemuda harus tetap kritis dan jangan pernah takut dengan kekuasaan. Bentuk partisipasi pemuda yang sesungguhnya adalah mampu memberikan sumbangan pemikiran, gagasan dan ide kepada pemerintah. Dan kritik adalah sarana yang paling strategis untuk dilakukan oleh pemuda.”

Hal tersebut disampaikan oleh Achmad Rozi El Eroy, Dosen Tetap di STIE Prima Graha Serang pada acara Dialog Kepemudaan yang digagas oleh Badan Pengurus Wilayah Oi (Orang Indonesia) Provinsi Banten di Gedung Catur Ciruas Kab. Serang. (24/11/2019)

Lebih lanjut Rozi yang juga sebagai Ketua Ikatan Dosen RI (IDRI) Provinsi Banten mengatakan, “Pemuda tidak boleh merasa nyaman dengan capaian atau kondisi pembangunan daerah yang dihasilkan oleh pemerintah. Ada kemajuan atau tidak secara obyektif pemuda harus merawat daya kritisnya kepada pemerintah. Ketika pemerintah dianggap berhasil, maka harus diapresiasi, ketika gagal maka harus diberikan masukan dan solusi atas permasalahn yang dihadapi.”

Kegiatan yang mengambil tema, peran pemuda dalam mewujudkan food fovernance juga menghadirkan pembicara H. Bahrul Ulum selaku Ketua DPRD Kabupaten Serang, Syaifullah selaku Kanit Bidang politik Polres Serang yang mewakili Kapolres Serang.

Bahrul Ulum mengatakan bahwa “Penerapan Good Governance akan berjalan dengan efektif manakala didukung oleh Good Goverment yang baik pula. Tidak mungkin sebuah tata kelola pemerintahan akan baik dan efektif manakala para Pelaksana Pemerintahnya tidak baik. Oleh karena, Good Givernance harus dimulai dari memperbaiki kualitas Govermentnya terlebih dahulu..” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakam bahwa Dalam konteks Good Governance, pilar yang harus dipenuhi adalah adanya Transparansi, Akuntabilitas dan adanya partisipasi dari masyarakat. Dan Pemuda sebagai bagian penting dari Masyarakat memiliki kewajiban moral untuk memberikan kontribusi pemikirannya kepada pemerintah dalam pelaksanaan Good Governance.”

Ketua Badan Pengurus Wilayah Oi Nando Raya dalam sambutannya mengucapakna trrimaksih kepada semua pihak yang telah mendukung terselanggaranya acara Dialog Kepemudaan ini. Acara ini digagas untuk memfasilitasi rekan-rekan pemuda lintas organisasi untuk bersilaturahmi dan berdiskusi tentang Pelaksanaan Good Governance di Kabupaten Serang.

“Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendiskusikan tentang bagimana konsep dan partisipasi pemuda dalam mewujudkan Good Governance. Selama ini pemuda tidak banyak dilibatkan dalam proses-proses pembangunan di daerah, padahal banyak informasi yang dimiliki oleh pemuda untuk bisa didengat oleh pemerintah.” ungkapnya.

Diamhir kegiatan Diskusi, dilakukan foto bersama dan sekaligus dihibur oleh Musisi Oi Awan SRO yang membawakan lagu-lagu Iwan Fals sebagai pembuka dan penutup acara.

IDRI BANTEN KOLABORASI DENGAN IKAPI BANTEN SELENGGARAKAN UJI KOMPETENSI PENULIS BUKU NON FIKSI DAN EDITOR

0

Bertempat di Gedung Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten (Sabtu, 16/11/2019) Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi Banten) bekerjasama dengan Ikatan Dosen RI (IDRI Banten), Lembaga Sertifikasi Profesi Penulis dan Editor Profesional (LSP PEP) menyelanggarakan Uji kompetensi/Sertifikasi Penulis Buku Non Fiksi dan Editor.

Kegiatan Uji Kompetensi diikuti sebanyak 60 peserta yang berasal dari perwakilan Perguruan Tinggi di Banten, Jakarta, Karawang, Bekasi, Bogor dan Malang. Dari jumalh peserta yang mengikuti acara Uji Kompetensi ini 39 orang mengambil skema penulis buku non fiksi dan sebanyak 21 orang mengambil skema editor. Dan Ikapi Banten dalam kesempatan ini ditunjuk sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) oleh LSP PEP.

LSP PEP sebagai satu-satunya LSP yang mendapatkan Lisensi BNSP untuk menaungi profesi penulis dan editor menerjunkan 7 orang Asesor, termasuk 2 orang Asesor yang berasal dari Banten.

Dalam siaran persnya, Andi Suhud Trisnahadi selaku Ketua Ikapi Banten mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara uji kompetensi ini dilaksanakan. Secara Khusus Andi mengucapkan terimakasih kepada Kepala Perpuda Banten yang telah memberikan fasilitas tempat pelaksanaan uji kompetensi.

Lebih lanjut Andi mengatakan, “Uji kompetensi ini sangat penting untuk bisa diikuti oleh para penulis buku, para dosen atau siapapun yang bergelut dengan dunia literasi. Standar kompetensi yang di miliki penulis menjadi indikator bahwa buku atau hasil karya tulisan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat secara profesional.”

Khaeruman selaku pantia pelaksanaan Uji Kompetensi mengatakan bahwa tujuan dilaksanakannya kegiatan adalah untuk memberi kesempatan kepada para peserta untuk mendapatkan pengakuan resmi atas profesi yang dijalankan dari negara.
“Sebagaimana kita ketahui bahwa BNSP adalah instrumen negara yang memiliki kewenangan penuh untuk memberikan sertifkasi profesi kepada masyarakat.”

Tujuan lain kegiatan Uji Kompetensi ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengukur kompetensi diri seorang penulis atau editor. Hal yang paling penting dari tujuan Uji Kompetensi Penulis dan Editor ini adalah untuk menumbuhkan semangat dan kepercayaan diri seorang penulis dan editor untuk lebih produktif dalam menulis karya-karya yang akan dihasilkan.

Achmad Rozi El Eroy selaku Ketua IDRI Banten mengatakan bahwa Uji Kompetensi ini sangatlah strategis diikuti oleh para penulis buku non fiksi, karena kedepan salah satu persyatatan untuk mendapatkan hibah buku Ajar penulisnya harus bersertifkasi.”

Salah seorang peserta Sri Wulan Anggraeni yang datang khusus dari Karawang mengatakan, “Menurutku sih ini uji nyali..karena di sini pengetahuan dan kemampuan menulis kita diuji langsung di depan Asesor. Kalau tidak mau disebut penulis abal-abal ya… harus uji kompetensi penulis untuk dapat sertifikat BNSP.”

Sementara salah seorang Asesor Uji Kompetensi Khatib Mansyur dalam kesempatan yang sama mengatakan, “Banten harus bangkit dari keterpurukan budaya literasi. Para penulis di Banten cukup banyak dan potensial, namun seperti tidak nampak karena koordinasi dan kerjasama dengan Pemda belum signifikan, termasuk proyek buku nyaris tak ada. Mereka berjuang secara mandiri atas kesadaran sendiri. Semoga dengan kegiatan Uji kompetensi ini membuka mata Pemerintah Daerah untuk lebih peduli dengan penggiat Literasi dan menjadikan ini sebagai momentum kebangkitan para penulis di Banten”.

Acara Uji kompetensi berakhir sampai pukul 15.00 dan pengumuman hasil dari Asesor akan diberikan selambat-lambatnya 2 minggu setelah kegiatan selesai.

Angka Kematian Tinggi, IDRI Banten Beri Edukasi Kepada Ibu-ibu Hamil dan Menyusui

2
Penyuluhan kesehatan kepada ibu-ibu hamil dan menyusui di Desa Tengkurak, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Selasa (16/7/2019).*

Ikatan Dosen Republik Indonesia (IDRI) Provinsi Banten memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu-ibu hamil dan menyusui di Desa Tengkurak, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang (16/07/2019).

Ketua Bidang Kesehatan Masyarakat IDRI Banten, Andi Hasryningsih dalam sambutannya mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak, sekaligus juga memberikan sosialisasi tentang BPJS Kesehatan.

“Kami berharap dengan kegiatan ini Masyarakat di desa Tengkurak lebih memahami dan menyadari pentingnya menjaga kesehatan, dan juga memiliki BPJS Kesehatan,” kata Andi.

Sementara Ketua Forum Peduli Kesehatan Ibu dan Anak (Fopkia) Banten Kemuning, dalam sambutannya meminta kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu hamil dan menyusui untuk aktif dalam menjaga dan meningkatkan kualtas kesehatan diri.

“Angka kematian ibu hamil dan bayi di Kabupaten Serang termasuk berada berada kondisi yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data yang kami miliki, angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Serang adalah 43 jiwa utk ibu (aki), dan angka kematian bayi (akb) 125 jiwa per bulan Juli 2019,” kata Kemuning.

Di tempat yang sama, Kepala Desa Tengkurak Suryadi dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, khususnya kepada IDRI Banten yang sudah mengadakan kegaiatn Bakti sosial dan pengabdian kepada Masyarakat di desa Tengkurak.

“Harapan kami semoga dengan kegiatan ini masyarakat dapat lebih sadar dengan pemeliharaan kesehatan, dan segera dapat mengurus BPJS Kesehatan yang sudah diprogramkan oleh pemerintah,” pungkasnya.

Untuk diketahui, kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan IDRI Banten ini meliputi penyuluhan kesehatan, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan menyusui, dan diakhiri dengan pembukaan pendaftaran peserta BPJS Kesehatan juga tak lupa pemberian Doorprize kepada masyarakat yang hadir. 

IDRI Banten Fasilitasi Kerjasama Antar Perguruan Tinggi

0
Suasana penandatanganan MoU kerjasama kelembagaan antara Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Bandung dengan empat PTS di Provinsi Banten yang di fasilitasi oleh IDRI Banten, di kampus STT Bandung, Jumat (26/4/2019). Keempat PTS tersebut yaitu STIE Prima Graha Serang, STKIP Pelita Pratama, Stikom Al Khairiyah dan Universitas Banten Jaya (Unbaja).

Sebagai upaya membantu perguruan tinggi dalam negeri, Ikatan Dosen Republik Indonesia (IDRI) Provinsi Banten menginisiasi kerjasama antar perguruan tinggi, Jumat (26/4/2019).

Bertempat di kampus Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Bandung, Jawa Barat, IDRI Banten memfasilitasi 4 (empat) Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Banten menjalin kerjasama kelembagaan dengan Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Bandung. Keempat PTS tersebut yaitu STIE Prima Graha Serang, STKIP Pelita Pratama, Stikom Al Khairiyah dan Universitas Banten Jaya (Unbaja).

Ketua IDRI Provinsi Banten Achmad Rozi El Eroy mengatakan, kerjasama kelembagaan antar PTS LLDIKTI Wilayah 4 ini merupakan bagian dari komitmen IDRI Banten untuk membantu dan memfasilitasi perguruan tinggi khususnya PTS yang ada di Provinsi Banten supaya maju dan berkembang sesuai dengan Visi dan Misi masing-masing perguruan tinggi, ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini perguruan tinggi suka tidak suka harus bersinergi dan berkolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya dalam upaya mewujudkan misi tri darma perguruan tingginya.

“Kerjasama kelembagaan dengan STT Bandung adalah salah satu ikhtiar yang sangat strategis, dimana masing-masing Perguruan tinggi dapat saling tukar menukar pengalaman dan kelebihannya masing-masing untuk dikembangkan di Perguruan tinggi asal termasuk untuk dapat saling memuat jurnal masing-masing dosen untuk meningkatkan akreditasi lembaganya,” ujar Rozi.

Sementara itu, Ketua STT Bandung Muchammad Naseer menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada perguruan tinggi yang bersedia bekerjasama dengan STT Bandung. Ia mengatakan, penandatanganan MoU ini bukan hanya seremonial belaka, tapi bisa ditindaklanjuti pada tataran yang lebih operasional sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh perguruan tinggi.

“Kami berharap kerjasama ini dijadikan upaya untuk saling memotivasi perguruan tinggi masing-masing sehingga dapat berkembang dan menata diri menjadi perguruan tinggi yang unggul,” ujar Naseer.

Wakil Ketua Stikom Al Khairiyah Cilegon Darmono Moedjari mengatakan, kerjasama yang dibangun antara PTS di Banten dengan STT Bandung merupakan langkah konkret dalam menghadapi tantangan dan tuntutan peningkatan kualitas perguruan tinggi di Indonesia sebagaimana akan diterapkannya instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi versi ke 3 (APT 3.0) yang diterbitkan oleh BAN PT.

“Saya mengapresiasi IDRI Banten dalam memfasilitasi kerjasama PTS di Banten dengan STT Bandung. Hal ini membuktikan salah satu kontribusi nyata IDRI Banten dalam peningkatan kualitas dosen dan pergruruan tinggi di Banten,” ujar Darmono.

Hal senada disampaikan Edi Muhammad Abduh, perwakilan dari Universitas Banten Jaya (UNBAJA). Edi mengatakan, kerjasama ini diharapkan dapat saling melengkapi apa yang menjadi kekurangan dari masing-masing perguruan tinggi.

“Semoga kedepan dapat saling bersinergi dalam program kerjasama yang lebih konkret, apalagi Unbaja juga telah memiliki inkubator bisnis sebagaimana juga STT Bandung sehingga dapat saling bersinergi dalam mengembangkan hal tersebut,” ujarnya.

Ketua STKIP Pelita Pratama Puput Puspitorini menyampaikan terimakasihnya kepada STT Bandung yang telah bersedia menerima kerjasama kelembagaan dengan kampusnya yang nota bene berfokus di Program studi sosial, bukan prodi teknik.

“Kerjasama ini diharapkan dapat saling membantu dari sisi penguatan aspek teknologi informasi, penguatan penjaminan mutu, dan inkubator bisnis yang akan dikembangkan di STKIP Pelita Pratama,” ujar Puput.

IDRI Banten Gelar Seminar Nasional Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI)

0

Ikatan Dosen Republik Indonesia (IDRI) Provinsi Banten menggelar kegiatan Seminar Nasional Hukum dan Perlindungan atas Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) di Aula FSPP Banten, Kota Serang, Kamis (11/04/2019).

Seminar ini diikuti oleh sekitar lima puluh peserta yang sebagian besar adalah dosen dari berbagi perguruan tinggi di Banten.

Ketua IDRI Provinsi Banten, Achmad Rozi El Eroy mengatakan kegiatan seminar tentang HaKI ini adalah bagian dari program kerja IDRI Banten. Tujuan dari kegiatan Seminar HaKI ini adalah untuk memberikan pengayaan kepada dosen dan diharapkan para dosen mampu meningkatkan hasil karyanya terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM. Mengingat, banyak karya dosen yang belum dipatenkan, dikhawatirkan akan diakuisisi dan dijiplak oleh orang lain.

“IDRI menggelar seminar HaKI ini dikarenakan merupakan hal yang sangat strategis baik bagi dosen maupun perguruan tinggi dimana dosen mengabdikan dirinya. HaKI dapat dimanfaatkan oleh dosen dan juga oleh perguruan tinggi sebagai bukti adanya hasil karya dosen yang telah dipatenkan yang selanjutnya dapat memaperkuat kredibiltas perguruan tinggi dan dosen yang bersangkutan,” ujar Rozi.

Lebih lanjut Rozi mengatakan seminar ini menghadirkan dua pembicara yaitu Dr. Firdaus dari Universitas Riau, dan Dr. Abdul Rahman, dimana peserta juga diberikan praktek bagaimana memiliki dan membuat akun di website Kementerian Hukum dan HAM yang mengelola pendaftaran hingga penerbitan HaKI.

Pada paparannya, Dr. Firdaus mengatakan bahwa dosen harus menjadi garda terdepan dalam melahirkan kekayaan intelektual, karena kekayaan intelektual merupakan produk dari olah akal pikiran, maka sebagai insan akademis dosen bertanggungjawab untuk terus berinovasi, dan kreasi dalam menciptakan berbagai kekayaan intelektual.

“Kekayaan intelektual secara ekonomi dapat meningkat pendapatan dari pemilik atau pemegang hak, termasuk bagi negara, demikian juga dengan peningkatan kepemilikan kekayaan intelektual akan berbanding lurus dengan kemampuan daya saing bangsa, semakin banyak kekayaan intelektual akan semakin besar potensi Indoensia merebut pasar dunia,” ungkap Firdaus.

Sementara Dr. Abdul Rahman memaparkan bahwa bilamana dosen telah mengetahui konsep dari HaKI, maka tujuan HaKI itu di antaranya adalah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap HaKI milik orang lain.

Lebih lanjut Rahman mengatakan, bahwa manfaat HaKI khususya bagi dosen adalah sebagai kredit poin untuk kenaikan jabatan akademiknya dan dapat juga digunakan program studi saat akreditasi.

Pengurus IDRI DIY Dilantik oleh Ketua Umum IDRI Pusat

0

Akselerasi terwujudnya kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi diwujudkan salah satunya melalui perkumpulan Ikatan Dosen Republik Indonesia (IDRI). IDRI adalah organisasi profesi dosen di Republik Indonesia, merupakan organisasi yang mengayomi dan terbuka untuk seluruh dosen wilayah RI. Perkumpulan tersebut selain untuk meningkatkan produktivitas dosen dan meningkatkan mutu pembelajaran juga sebagai langkah untuk mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antara daerah. IDRI telah memiliki legalitas melalui akte pendirian 4 Maret 2017 nomor SK Nomor AHU-0005003.AH.01.07.Tahun 2017.

Kaitan dengan hal tersebut, Ketua Pengurus IDRI Pusat, Dr. Ryan Kurniawan telah melantik Ketua Pengurus IDRI Provinsi DIY beserta struktur kepengurusannya. Periode 2018-2020 ini Ketua IDRI DIY dipercayakan kepada Dr. Jumadi, SE., MM beserta 55 pengurus lainnya. Pelantikan berlangsung pada Sabtu (2/3/2019) di Ruang Sidang Utama LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta.

Pengurus yang dilantik antara lain Dr. Jumadi, SE., MM sebagai Ketua, Dr. Muhamad Aftoni, SE., MM (Wakil Ketua I), Paharizal, S.Sos., MA (Wakil ketua II), Andrie Irawan, SH., MH (Sekretaris), Raimudin, ST., MT (Wakil Sekretaris I), Jamaludin Ghafur, SE., M.Ak., Ak (Wakil Sekretaris II), Citra Ayudiati, SE., M.Ak., Ak (Bendahara), Rini Susilawati, SS., MM (Wakil Bendahara I), Anita Wijayanti, S.Pd., M.Pd (Wakil Bendahara II), dan para koordinator bidang serta anggota. Acara pelantikan dibarengkan dengan seminar nasional bertajuk Kapabilitas Tenaga Pendidik Di Era Digital.

Hadir dalam acara pelantikan tersebut diantaranya Kepala LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta, Ketua Aptisi DIY, Ketua APTISI DIY, dosen, mahasiswa dan pemerhati pendidikan. Dalam sesi seminar juga mendatangkan para narasumber seperti Prof. Dr. Marsigit, MA. (Direktur Pascasarjana UNY); Nuning Kurniasih, S.Sos., M.Hum. (Sekretaris Umum IDRI Pusat); Hary Hermawan, S.Par., MM., (Dosen AMTA). Sementara itu moderator acara Dr. Ayu Cornellia (Director & Founder Cornelia & Co) dan Keynote Speaker Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA ( Kepala LLDIKTI V Yogyakarta).

Ketua IDRI DIY terlantik, Dr. Jumadi mengatakan, tantangan era digital yang lebih urgent adalah perilaku generasi muda sudah melampaui batas etika dan moral. Sehingga harus disiapkan character building yang tidak hanya sebatas pada seminar, namun harus ada hal konkrit yang harus dilakukan. Hal tersebut dapat ditempuh menggunakan kecerdasan paripurna meliputi lima kecerdasan diantaranya kecerdasan Spiritual, Emosional, Kultural, Sosial dan Intelektual (SEKSI). Harapannya dengan pelantikan ini akan ada tindaklanjut untuk tercapainya tujuan IDRI.

Dr. Ryan Kurniawan selaku Ketua IDRI Pusat pun demikian, IDRI DIY ini merupakan pengurusan yang keempat dari Pengurus IDRI yang sudah ada di Indonesia. IDRI lebih didominasi oleh dosen muda. Di IDRI pusat sudah sekitar 10.000 anggota yang merupakan dosen  muda. Sebagai salah satu perkumpulan dosen, IDRI menjadi jembatan bagi para dosen di Indonesia untuk bersama-sama mengatasi menanggapi isu, salah satunya tentang kesejahteraan dosen. Dr. Ryan berharap IDRI DIY dapat membuat kegiatan positif untuk para dosen.

Senada dengan itu, Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA memberikan sambutan positif dengan adanya IDRI Korwil DIY ini. Beliau sepakat dengan misi IDRI DIY untuk menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pada prinsipnya setiap asosiasi maupun perkumpulan jenis lainnya harus ada aktivitas. Ketua IDRI juga harus terus mengembangkan dan meningkatkan tentang kualifikasi dan kompetensi SDM, tuturnya.

IDRI Banten Selenggarakan Seminar Kiat Sukses Menembus ‘Hibah Buku Ajar Ristekdikti’

0

IDRI (Ikatan Dosen Republik Indonesia) Banten menyelenggarakan kegiatan Seminar Regional yang mengambil tema ‘Kiat Sukses Menembus Hibah Buku Ajar Ristekdikti’  bertempat di ruang Audio Visula Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Banten, Kamis (14/2/2019).

Acara ini menghadirkan pembicara Dr. Supangat Rohani, (Dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Ade Hidayat, M.Pd (Penerima Dana Hibah Buku Ajar Ristekdikti tahun 2016) dan Andi Suhud (Ketua IKAPI ‘Ikatan Penerbit Indonesia’ Banten) serta diikuti oleh puluhan dosen dari berbagai perguruan tinggi di Banten.

Supangat Rohani dalam materinya menyampaikan ada beberapa alasan mengapa dosen harus menulis?  Pertama kompetensi, aturan pemerintah atau lembaga, kenaikan jabatan, kenaikan pangkat atau golongan, adanya ragam reward (hibah, tunjangan) dan karena faktor gagasan atau idealisme.

Selain itu, supangat juga menjelaskan bahwa banyak inspirasi dan inisiatif dosen dalam membuat buku.

“Ada ragam penulis buku yang setidaknya saat ini berkembang di kalangan Dosen, yaitu penulis yang berharap bukunya laku; penulis yang berharap dirinya tenar; penulis yang mempromosikan keunggulan program lewat bukunya; dan penulis yang konsisten menawarkan semangat ideologinya,” ujarnya.

“Dan seorang dosen hendaknya dapat mengambil peran sebagai penulis yang dapat menawarkan keunggulan program dan menawarkan semangat ideology,” tambahnya.

Pembicara lain, Ade Hidayat mengatakan untuk mendapatkan hibah buku ajar Ristekdikti perlu memerhatikan banyak hal.

Untuk mendapatkan hibah buku ajar Ristekdikti, yang harus diperhatikan oleh seorang dosen adalah, rancangan outline harus mengikuti Rencana Pembelajaran  Semester ( RPS) mata kuliah;  buku yang ditulis harus mampu menimbulkan minat baca dan memotivasi mahasiswa untuk belajar; dirancang dan ditulis untuk mahasiswa, dan yang terpenting adalah disusun secara fleksibel, sistematis, terstruktur berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan kompetensi akhir yang diharapkan,” ungkapnya.

Andi Suhud selaku ketua IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) Banten dalam paparannya mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh IDRI Banten, harapannya semoga dengan kegiatan seminar ini, para dosen terpacu untuk menulis buku dan menerbitkannya untuk bisa dibaca oleh masyarakat.

Andi juga mengatakan, IKAPI akan terus berkomitmen dalam membantu dosen mencetak buku-bukunya.

“IKAPI berkomitmen akan membantu dan memfasilitasi para dosen dalam menerbitkan bukunya di penerbit anggota IKAPI,” ungkapnya.

Senada, ketua IDRI Banten, Achmad Rozi El Eroy mengatakan bahwa kegiatan seminar dimaksudkan untuk memfasilitasi para dosen yang berkeinginan untuk mendapatkan hibah buku ajar.

“Kegiatan ini untuk memotivasi mendapatkan hibah buku dan sekaligus memberi pencerahan kepada para dosen tentang teknik menulis buku ajar,” ujarnya.

IDRI Banten Gelar Pelantikan Pengurus dan Seminar Regional

0
Pelantikan Pengurus IDRI Banten.

Pengurus Ikatan Dosen Republik Indonesia (IDRI) Provinsi Banten resmi dikukuhkan oleh Ketua Umum IDRI Pusat Ryan Kurniawan di Aula Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Kota Serang, Kamis (29/11/2018).

Pelantikan pengurus IDRI Banten periode 2018-2022 itu dihadiri Ketua Komisi V DPRD Banten Fitron Nur Ikhsan, Ketua IDRI Banten Ahmad Rozy el Eroy, Pimpinan Perguruan tinggi Negeri dan Swasta di Banten, tokoh ulama, tokoh masyarakat, para Dosen, dan tamu undangan lainnya.

Kegiatan ini dirangkai dengan Seminar Regional dengan tema: “Quo Vadis 18 Tahun Provinsi Banten: Membangun Peran Dosen Dalam Mewujudkan Banten yang Maju dan Bermartabat”, dengan para narasumber yaitu Dewan Pendidikan Provinsi Banten Fadlullah, Peneliti BIRD Banten Boyke Pribadi, Ketua Komisi V DPRD Banten Fitron Nur Ikhsan, Kabid Kebijakan Publik IDRI Banten Eko Supriatno, dan dimoderatori oleh Zainal Abidin.

Ahmad Rozy El Eroy, Ketua IDRI Banten dalam sambutannya menjelaskan bahwa hadirnya IDRI di Banten untuk menjembatani berbagai harapan Dosen di Provinsi Banten terkait dengan aspek Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, serta karir Dosen. Selain itu IDRI juga akan menjadi mitra pemerintah dalam mengawal pembangunan di Provinsi Banten.

Dalan sambutannya, Ketua Komisi V DPRD Provinsi Banten Fitron Nur Ikhsan meyakini bahwa IDRI Provinsi Banten akan mampu menggali aspek-aspek yang ada di Banten sehingga dapat menjadi mitra Pemerintah Provinsi Banten dalam banyak aspek yang salah satunya berupa naskah akademik, yang selama ini masih menggunakan jasa para akademisi dari luar Banten, dan diharapkan mampu memberikan kontribusi yang baik dalam pembangunan di Provinsi Banten.

Apresiasi tinggi pun diungkapkan Ketua Umum IDRI Pusat Ryan Kurniawan terhadap kepengurusan IDRI Provinsi Banten. IDRI Banten menjadi Provinsi Pertama yang dikukuhkan dari 26 provinsi se-Indonesia yang kemudian akan disusul oleh Jakarta dan provinsi-provinsi lain.

Ia yakin IDRI Provinsi Banten mampu memberikan kontribusi berupa ide, gagasan, dan berbagai peluang dalam memperjuangkan hak-hak Dosen di Provinsi Banten. Selain itu menjadi motor penggerak dan mitra pemerintah dalam pembangunan secara berkelanjutan bagi Provinsi Banteni Banten

Kepada jajaran pengurus baru, Ryan berpesan agar kehadiran IDRI di Banten bisa dirasakan oleh para Dosen dengan turut aktif memajukan peran Dosen terkait Tri Darma Perguruan Tinggi di Banten.

Pada kesempatan ini juga dilakukan prosesi lounching Buku IDRI: Quo Vadis 18 Tahun Provinsi Banten Menghadapi Revolusi Industri 4.0.